Permainan video Helldivers 2, yang dikembangkan oleh Arrowhead Game Studios dan diterbitkan oleh Sony, baru-baru ini memicu kontroversi di kalangan pemainnya. Alasannya? Persyaratan sistem minimum yang baru diterapkan mengharuskan CPU dengan dukungan AVX2 (Advanced Vector Extensions 2), sebuah fitur yang mulai hadir di prosesor keluaran tahun 2013 ke atas.

Hal ini mengakibatkan sejumlah pemain, yang sebelumnya dapat memainkan game tersebut, kini mendapati diri mereka terkunci di luar. Mereka mengeluhkan ketidakmampuan untuk mengakses game yang telah mereka beli, menimbulkan kekecewaan dan tuntutan pengembalian dana.

Persyaratan AVX2 dan Reaksi Pemain

Kekecewaan para pemain Helldivers 2 meluap di server Discord game tersebut. Banyak yang mengungkapkan frustrasi karena game yang telah dimainkan selama ratusan jam tiba-tiba tidak dapat diakses lagi.

Seorang pengguna bahkan menuliskan kekecewaannya yang mendalam, merasa frustrasi dan lebih memilih meminta pengembalian dana daripada menunggu perbaikan. Situasi ini diperparah oleh tanggapan moderator Discord yang dianggap mengejek dan menyalahkan pemain karena menggunakan prosesor yang sudah usang.

Moderator tersebut menyatakan tidak perlu mengingatkan pemain bahwa prosesor berusia 13 tahun mereka sudah ketinggalan zaman. Pernyataan ini memicu kemarahan lebih lanjut dari pemain yang mungkin menggunakan laptop dengan prosesor yang tidak dapat diganti, atau PC lama yang memerlukan penggantian motherboard untuk upgrade prosesor.

Tanggapan Pengembang dan Sejarah Kontroversi Sony

Menanggapi protes yang meluas, Baskinator, community manager Arrowhead Game Studios, menyampaikan permintaan maaf kepada para pemain di Discord.

Ia juga memastikan bahwa tim sedang berupaya untuk memperbaiki masalah kompatibilitas AVX2. Permintaan maaf ini diharapkan dapat meredakan ketegangan dan memberikan sedikit harapan bagi pemain yang terdampak.

Insiden ini bukanlah yang pertama kalinya Sony memicu kontroversi di platform PC. Sebelumnya, mereka pernah memaksa pemain PC untuk menggunakan akun PSN, kebijakan yang kemudian dicabut setelah protes besar-besaran di Steam.

Implikasi dan Pertimbangan Ke Depan

Kejadian ini menyoroti pentingnya transparansi dan pertimbangan yang cermat dalam penerapan persyaratan sistem minimum pada game. Membatasi akses pemain yang sudah membeli game karena prosesor mereka tidak mendukung fitur tertentu, meskipun fitur tersebut relatif umum, bisa berdampak negatif terhadap reputasi pengembang dan penerbit.

Untuk menghindari kontroversi serupa di masa mendatang, pengembang game perlu mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk umur perangkat keras yang digunakan oleh para pemain, serta memberikan peringatan lebih awal mengenai perubahan persyaratan sistem. Komunikasi yang baik dan tanggapan yang tepat terhadap keluhan pemain juga sangat penting.

Kejadian ini juga menjadi pengingat betapa pentingnya melakukan riset pasar yang mendalam sebelum meluncurkan game ke platform baru, serta memahami berbagai konfigurasi perangkat keras yang digunakan oleh para pemain. Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi potensi konflik dan memastikan pengalaman bermain yang lebih baik bagi semua pemain.

Ke depan, kita berharap pengembang game akan lebih memperhatikan kompatibilitas perangkat keras yang lebih luas, agar kejadian serupa dapat dihindari. Transparansi dan komunikasi yang baik dengan komunitas pemain merupakan kunci untuk membangun kepercayaan dan menjaga reputasi.

Secara keseluruhan, kasus Helldivers 2 menyajikan pelajaran berharga bagi industri game, menekankan pentingnya memperhatikan pengalaman pemain secara menyeluruh, bukan hanya aspek teknis semata. Semoga kejadian ini menjadi tolak ukur bagi pengembangan game PC di masa mendatang.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment